GW Mundur, Fasilitas Persija Terancam !





            Lagi – lagi Persija Jakarta harus kehilangan skuad juaranya musim lalu. Kali ini bukan dari pemain ataupun staf pelatih, namun dari jajaran manajemen Persija. Ya, orang paling berpengaruh dalam kebangkitan Macan Kemayoran 2 tahun terakhir, Gede Widiade memutuskan mundur dari Direktur Utama Persija malam tadi (6/2/2019). Tidak sendiri, COO Persija Rafil Perdana juga ikut mengundurkan diri dari Persija.

            Mundrunya dua orang penting di jajaran manajemen Persija ini kemungkinan akan mengganggu tim, padahal saat ini Persija sedang berjuang membawa nama Indonesia di pentas Asia. Pengaruh kedua orang ini memang tidak langsung kepada pemain, namun lebih ke fasilitas – fasilitas yang menunjang pemain, seperti fasilitas latihan, lapangan, mes pemain, hingga bus yang digunakan untuk membawa skuad Persija.

            Jika kita ingat Persija kala belum dibenahi oleh jajaran Gede Widiade, Persija yang memiliki banyak hutang, tidak memiliki sarana latihan yang jelas, mes pemain tidak ada, bus pemain pun tidak punya. Setelah Gede Widiade menjabat sebagai Direktur Utama, perlahan fasilitas – fasilitas penting tersebut dibenahi, dan perlahan pula prestasi Persija meningkat, dan benar saja, melalui perbaikan dari bawah Persija akhirnya mampu meraih gelar juara di tahun 2018, dan langsung menyabet tiga gelar sekaligus.

            Kini tanpa Gede Widiade, kemungkinan fasilitas kantor Persija akan pindah, karena itu milik pribadi Gede, lalu untuk tempat latihan dan mes itu milik TNI Angkatan Udara, sedangkan Bus juga bukan milik PT. Tentunya tanpa fasilitas pendukung yang sebelumnya telah disiapkan oleh Gede akan mengganggu persiapan Persija untuk Liga musim depan dan terdekat adalah play off Liga Champions Asia 2019.

            Sekarang Persija tinggal menunggu kinerja direksi yang baru, apakah akan mampu meningkatkan atau minimal mempertahankan fasilitas yang ada, jika mampu maka tidak akan menjadi masalah, tetapi jika tidak, siapkah Jakmania kembali ke 2 sampai 7 tahun yang lalu, dimana Persija harus berjuang ekstra untuk bertahan di kasta tertinggi Liga Indonesia?

Komentar